Ketika Kau dihukum Mati


image

Ketika kau dihukum mati,
Ada orangtua yang berduka,
Ada kekasih yang patah hati,
Ada teman-teman yang kehilangan

Ketika kau dihukum mati,
Ada harapan bahwa kau akan lebih baik
…dalam kehidupan selanjutnya
Setidaknya Tuhan berbelas kasihan

Ketika kau dihukum mati,
Ada penyesalan mendalam…
…dari orangtua yang menangis
Kalau saja dulu mereka lebih peduli,
Kalau saja dulu mereka lebih tegas,
Kalau saja dulu…

Ketika kau dihukum mati,
Ada penyesalan mendalam…
…dari kekasih yang bersedih
Kalau saja mereka tahu,
Kalau saja ada yang dapat dilakukan,
Kalau saja…

Ketika semuanya selesai,
Ketika hidupmu berakhir,
Kehidupan mereka yang kau kasihi terus berjalan
Disertai harapan…
Semoga saja kematianmu tak sia-sia

Mudah-mudahan saja…
Kematianmu dijadikan pelajaran
Bahwa hidup ini berharga,
Terlalu berharga untuk disia-siakan…
Bahwa setiap orang berharga,
Terlalu berharga untuk menyakiti sesama…

Bahwa anak-anak mereka berharga,
Terlalu berharga untuk diabaikan…
Dan kekasih mereka berharga,
Terlalu berharga untuk disakiti…

Nasi sudah menjadi bubur,
Palu hakim telah diketuk,
Senapan telah dibidik…

Ketika kau dihukum mati….
Ah, semoga saja kau beristirahat dalam damai, Saudaraku
Terkadang, kematian satu atau beberapa orang…
…diperlukan untuk menyelamatkan kehidupan

Semoga Tuhan menyelamatkan jiwamu…
Ketika hukum tak dapat memberimu pengampunan…

Bandung, 29 April 2015
Pk. 01.25, satu jam setelah eksekusi mati…

Terlambatkah?


[Lagi suka membuat cerpen (sangat) pendek]

Aku memiliki anak di usia yang sangat muda. Ketika cinta membutakan mata dan bayangan rumah tangga seindah cerita Cinderella. Terus terang saja, kami tak siap ketika tiba-tiba kami memiliki anak. Bukannya kami tak tahu bahwa resiko pernikahan itu adalah anak, tapi kami tak siap dengan apa yang akan kami lakukan pada anak itu… maksudku, selain memberinya makan dan menjaganya tetap hidup.

Anakku lucu sekali sejak kecil. Kakek dan neneknya sangat memujanya, memberikan semua yang ia inginkan, mulai dari mainan sampai teknologi tercanggih. Semua yang anakku katakan harus selalu terpenuhi. Aku pikir waktu masih sangat panjang, tentulah mendidiknya dengan disiplin bisa ditunda… selama anak ini lucu, sebaiknya waktu yang ada dinikmati saja. Continue reading

Prioritas!! Sebuah cerpen sederhana


Hari itu adalah hari penentu kelulusannya. Setelah dua belas tahun sekolah, akhirnya tibalah hari Ujian Nasional, hari yang ditunggu-tunggu seluruh siswa SMA di Indonesia.

Dia sudah belajar sejak beberapa hari yang lalu, tidak ada kesulitan baginya, dia adalah bintang kelas sejak dulu.

Ibunya menaruh harapan padanya. Mereka memang bukan dari keluarga kaya, apalagi setelah ayahnya meninggal. Tapi ibunya berjanji bahwa dia tidak perlu bekerja selepas sekolah, hanya perlu belajar rajin untuk masuk universitas negeri ternama, dan ibunya akan berusaha mencukupi semuanya.

Di sekolah, ia termasuk salah satu siswa berprestasi, semua orang menyukainya Ya, semua orang kecuali Dimas, si anak orang kaya itu. Dimas menganggapnya saingan karena dulu sebelum ia pindah ke sekolah ini, Dimas adalah juara umum sekolah, tapi sekarang tidak lagi sejak ia masuk. Continue reading

Balas dendam sosial


Setiap orangtua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Ini kalimat yang banyak diucapkan orangtua. Biasanya diucapkan ketika anak-anak mereka mulai “Meragukan otoritas” mereka. Ketika anak mereka berpacaran dengan orang yang tidak mereka setujui, ketika anak mereka melakukan hobi yang tidak mereka setujui, ketika anak mereka ingin kuliah di jurusan yang tidak mereka setujui, dll.

Apapun alasannya, pada kenyataannya semua orangtua memang menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Titik. Tunggu…. tulisan saya belum selesai… bukan itu inti dari tulisan ini.

Continue reading

Other Project “Letters from Parents”


Dengan semangat yang sama, saya sedang menyiapkan sebuah proyek buku yang diberi judul “letters from parents”. Buku ini ditujukan untuk orangtua sebagai masukan dalam memberi nasihat untuk anak-anaknya.

Terinspirasi oleh papa saya yang luar biasa dalam memberi nasihat-nasihat dan jawaban-jawaban untuk anak sulungnya yang luar biasa cerewet, selalu ingin tahu dan tidak bisa diam. Juga terinspirasi oleh apa yang terjadi di sekitar kita dewasa ini.

Berbeda dengan buku “the Witnesses”, dalam buku ini saya memberanikan diri untuk mengedit sendiri kata-kata di dalamnya sambil meminta masukan dari para pendeta dan motivator yang profesional untuk isinya.

Sangat berharap bahwa kata-kata dalam buku ini bisa jadi berkat buat para orangtua dan anak…

Saat ini beberapa hamba Tuhan sedang membantu saya menuliskan kata pengantar dan masukan. Terimakasih buat Pdt Gagan Gunawidjaja dari House for All nations International Church – Vancouver yang sudah mengirimkan kembali kata pengantarnya, saya sungguh berterimakasih, terutama untuk masukan-masukannya. Continue reading