Bahasa yang digunakan Bapa…dan anak-anaknya


Dalam salah satu guyonan kami,
Adik dan papa saya menggunakan satu komputer untuk chatting dengan saya Adik saya suka sekali berpura-pura menjadi papa saya…
Dan lucunya, saya tidak tahu kalau sebenarnya saya sedang chatting dengan adik saya, dan bukan dengan papa saya…

Penyebabnya?
Dia mengetahui bahasa yang biasa digunakan papa saya terhadap saya Karena kami memiliki papa yang sama…:)

Pagi ini saya berpikir, dan merenungkan
Apakah kita mengetahui bahasa yang digunakan Bapa?
Apakah kita mengerti bahasa yang digunakan Bapa,

Masalahnya bukanlah apakah Bapa mengerti,
(karena Dia pasti mengerti)
Masalahnya adalah, apakah kita mengerti?

Kita adalah anggota tubuhNya…
DIA adalah kepala
Penting sekali mengetahui apa yang DIA pikirkan
Penting sekali untuk mengerti bahasa yang dia gunakan

Apakah kita mengerti bahasa yang digunakan Bapa saat ia melihat anak-anak? Apakah kita mengerti bahasa yang digunakan Bapa saat ia melihat orang-orang miskin?
Apakah kita mengerti bahasa yang digunakan Bapa saat ia berkata
“Carilah dulu Kerajaan-Ku dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu”

Seringkali kita salah mengerti,
Menggunakan otak homo sapiens kita untuk mengerti maksud Bapa memang sulit
Tapi menyalahartikannya adalah tindakan bodoh..

“Mau kaya? Cari dahulu Kerajaan Allah”
“Berilah pada orang miskin, SUPAYA mendapat balasan berkali-kali lipat”

Pada akhirnya yang kita mengerti adalah
segala sesuatu berfokus pada KITA…
Bukan pada BAPA

segala sesuatu untuk menguntungkan kita
dengan menggunakan BAPA sebagai pemberi…

Apakah kita mengerti bahasa yang digunakan Bapa?
Apakah gereja mengerti bahasa yang digunakan Bapa?

Thats a very big question…

Sampai berapa lama kami hidup


Kami tidak tahu apakah hidup itu
Kami tidak pernah minta untuk dilahirkan

Kami tidak tahu apakah harapan itu
Kami tidak pernah diberikan harapan sejak kami lahir

Kami tidak tahu apakah pintar itu
Kami tidak pernah diajar sejak kami kecil

Kami tidak tahu apakah arti istirahat
Kami tidak tahu apakah yang kami lakukan itu bekerja atau beristirahat

Kami tidak tahu apakah bahagia itu
Kami tidak pernah diberi sesuatu yang memang kami sukai

Kami tidak tahu apakah sedih itu
Kami tidak bisa membedakan mana kabar baik atau buruk

Yang kami tahu….
Kami lahir di jalanan,
di bawah puing-puing rumah tua
Dibungkus oleh kain tua dan ditutup dengan kertas koran

Yang kami tahu…
Kami tidur di trotoar
Beralaskan kardus
Diselimuti oleh kain tua ibu kami

Yang kami tahu…
Kami harus berjuang
agar besok pagi kami masih bisa bangun
Sedikit uang, untuk membeli gorengan

Suatu hari ada orang yang mendekati kami
Mengumpulkan kami dan memberi kami makanan enak
Makanannya seperti yang biasa kami lihat dari kaca
Ayam yang dibalut gorengan

Kami makan dengan lahap, karena kami tahu
Mungkin kami tidak akan bisa makan seperti itu lagi
Tapi sesudah itu…hidup kami biasa lagi…Apa gunanya?

Di hari lain, orang itu menjemput kami
Mengumpulkan kami dan membawa kami ke tempat yang bagus
Di tempat itu ada sesuatu yang dipasang di dinding dan mengeluarkan udara dingin

Di sana kami bernyanyi
Lagunya tak dapat kuikuti
Tapi tak apalah, yang penting kami senang
Kemudian ada seorang yang bercerita
tentang seorang yang mengasihi kami
Sesudah itu apa? kami pulang dalam kebingungan

Hari lain lagi kami dibagi-bagikan roti
entahlah..mungkin mereka ingin kami tetap hidup
Tapi untuk apa?

Kemudian ada juga yang mengajari kami membaca
Setelah itu…apa yang harus kami baca?

Sebenarnya apa itu hidup?
Apa itu harapan?
Apa itu menjadi pintar?
Apa arti bekerja dan beristirahat?
Apa itu bahagia?
Apa itu sedih?

Adakah yang dapat memberitahu kami…
Untuk apa kami hidup? Apakah kami masih punya harapan?
Untuk apa kami menjadi pintar? Apa ada gunanya?

Aku pernah mendengar tentang Tuhan…
Betapa Dia mengasihiku

Tapi siapa itu Tuhan? Apakah kami dapat melihatnya?
Bagaimana kami dapat percaya
Jika mereka yang kami lihat saja tidak dapat mengasihi kami

Aaaah, berapa lama lagi kami hidup?
Mungkin masih 50, atau 60 tahun lagi
Harus dengan apa kami mengisinya?
Apakah dengan duduk di pinggir jalan ini setiap hari?

—-
Ps:Untuk seluruh pelayan anak…Sometimes, kita harus keluar dari kotak di mana kita melayani…
Layani dengan tulus….mereka akan melihat Tuhan dalam hidupmu,dan akan lebih mudah merasakan kasih….tanpa Saudara harus susah-susah meyakinkan mereka bahwa Tuhan itu mati untuk mereka…

Pray for Children in Indonesia….!!!!

Apa yang harus ku jawab?


Aku berdiri di hadapan takhta itu
Di hadapanku berdiri Sang Maha Tinggi
Siap dengan pertanyaan-Nya

“Aku mempercayakan anak-anak itu di tanganmu
Apa yang sudah kau lakukan untuk mereka”

Aku terdiam,
Terus terang, aku guru sekolah minggu yang hebat
Anak-anak menyukaiku…

“Aku mendekor ruangan dengan sangat bagus,
Begitu banyak uang keluar untuk itu…
Aku menyiapkan sound system dan pencahayaan yang baik,
Aku menyiapkan alat musik dan lagu-lagu yang indah…”

Aku tersenyum puas,
Seolah aku melakukan semuanya dengan sangat baik…

“Itu saja?” Tanya-Nya, seolah tak puas..

“Eh, aku…tentu saja tidak” Jawabku,
“Aku menyiapkan permainan yang seru setiap minggu,
Aku membawakan cerita-cerita yang menarik,…”

“Apakah kau mengenal mereka?” Tanya-Nya
Menyentakkanku dari rasa banggaku..

“Tentu saja…aku mengetahui nama mereka satu persatu” Jawabku, masih merasa bangga

“Apakah kau mengenal mereka? Masalah mereka?” Tanya-Nya lagi

Aku terdiam…Mengingat-ingat
Aku ingat Willy sangat murung, tapi aku tak pernah bertanya mengapa
Aku ingat Lili pernah ingin bercerita, tapi aku sangat sibuk dengan absen, dan pekerjaanku

“Tapi aku membuat mereka senang setiap minggu kan?” Jawabku membela diri

“Apakah kau membawa mereka kepada-Ku” dengan nada rendah Dia bertanya

“Aku mengadakan acara Natal yang hebat kok…ratusan juta dikeluarkan untuk itu
Kau tentu tau kan? Dekorasinya benar-benar bagus. Bukankah kami berdoa untuk itu?
Kami juga mendesain ruangan kami dengan sangat indah, Kau dapat melihatnya kan?”

“Mereka suka bertemu denganku” jawabku
“Apakah mereka suka bertemu dengan-Ku?” tanya-Nya

“Mereka suka kok datang ke sekolah minggu” jawabku
“Apakah mereka suka datang ke hadirat-Ku?” tanya-Nya lagi

“Mereka melakukan perintahku” jawabku
“Apakah mereka melakukan kehendak-Ku” tanya-Nya

“Aku mempercayakan mereka ke tanganmu..
Apakah mereka sudah mengenal-Ku?
Sampai saat ini, aku belum menemukan nama mereka di Buku Kehidupan”

Aku terdiam tak tahu harus jawab apa…
Mengapa segalanya jadi terasa sia-sia
Apakah aku memperjuangkan sesuatu yang salah?

Ah, seandainya waktu bisa diulang…

Again…to all Sunday School Teacher…and also for me…
Selamat melayani…!!! You are God’s Warriors