Zeusophobia


Hari ini, setelah sekian lama, kembali saya ajak kita semua belajar tentang sebuah phobia. Phobia berikutnya yang akan kita bahas adalah ZEUSOPHOBIA. Nama lain dari Zeusophobia adalah Theophobia, yaitu ketakutan akan Tuhan atau dewa-dewa.

Rasa takut pada Zeusophobia ini berbeda dengan rasa takut yang Tuhan maksudkan dalam Ulangan 5:29 “Kiranya hati mereka selalu begitu, yakni takut akan Daku dan berpegang pada segala perintah-Ku, supaya baik keadaan mereka dan anak-anak mereka untuk selama-lamanya!” dan pada Ulangan 6:13 “Engkau harus takut akan TUHAN, kepada DIa haruslah engkau beribadah dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah” dan banyak ayat-ayat lainnya.

Rasa takut pada Zeusophobia ini biasanya disebabkan karena ketakutan akan “pengaruh Tuhan” dalam kehidupan mereka, yang biasa dipicu oleh media, pengalaman keluarga, mimpi, buku, dll.

Saya pernah menceritakan dalam diary saya ini mengenai seorang anak yang ketakutan setengah mati pada gambar Yesus. Alasannya adalah karena pengasuh keluarga yang beragama non-Kristen dan memberikan persepsi negatif tentang Tuhan Yesus dalam pikiran anak ini. Anak ini ke gereja, ke sekolah minggu, tapi baginya Yesus adalah tokoh yang menyeramkan dan mengerikan yang mati dengan cara tidak wajar dan bangkit sebagai hantu yang akan menakut-nakutinya dan membuat hidupnya tidak tenang.

Anda mungkin berpendapat bahwa phobia jenis ini mengada-ada dan jarang sekali orang memiliki rasa phobia semacam ini. Tapi kenyataannya, orang-orang Zeusophobia atau Theophobia ada di sekeliling kita, mengambil bentuk bermacam-macam. Anda dapat mengenalnya dari gejalanya:

1. Takut mati
Sebagian dari Anda mungkin berkata, ‘yang benar saja, semua orang takut mati’. Saya akan balik bertanya, ‘kenapa Anda harus takut mati?’ Bukankah mati artinya Anda bertemu dengan Pencipta Anda? Bukankah orang biasanya menyebut mati dengan ‘berpulang kepada Tuhan” ? Lalu, apa yang harus ditakuti?

Seorang Zeusophobia takut mati karena pemahamannya tentang Tuhan yang kejam dan tidak adil. Ia takut mati karena merasa bahwa hidup ini tidak dapat memberinya cukup keadilan sehingga tidak mungkin ia berbuat sesuatu yang mengantarnya kepada kehidupan kekal.

2. Mudah depresi dan melakukan tindakan catastrophic
Seorang yang memiliki ketakutan pada Tuhan juga memiliki rasa curiga bahwa Tuhan ini membenci dirinya. Ia merasa bahwa hidup ini tidak adil dan dia adalah korban dari ketidak adilan itu. Akibatnya seringkali tindakan yang ia ambil adalah tindakan yang bersifat destruktif pada diri sendiri, terutama ketika ia menghadapi masalah.

Orang yang ber-Tuhan biasanya akan segera ‘lari pada Tuhan’ ketika ia mengalami masalah berat, berbeda dengan orang yang mengidap Zeusophobia. Bukannya lari pada Tuhan, mereka justru akan mencurigai Tuhan dan larut dalam depresi berkepanjangan. Biasanya mereka lari pada minuman keras, obat-obatan dan alat penghancur lainnya.

3. Selalu berpikiran negatif dan berakhir dengan apatis
Karena gambaran Tuhan bagi mereka adalah pribadi kejam dan menakutkan, maka tidak ada konsep “segala sesuatu dirancangkan Tuhan bagi kebaikan umat-Nya”. ‘TIdak berharap daripada kecewa’ merupakan quotes favorit mereka, dan iman bagi mereka hanyalah nama lain dari agama.

4. Men-generalisasi segala sesuatu
Sebagian besar Zeusophobia adalah mereka yang pernah mengalami hal buruk semasa mereka kecil. Bagi mereka, jika sekali saja Tuhan tidak memperhatikan mereka maka seterusnya juga akan begitu. Hal ini yang membuat mereka ‘keterusan’ memiliki phobia pada kuasa Ilahi.

Kebiasaan ‘jika satu kali begitu maka seterusnya pasti begitu’ ini juga mereka anut dalam kehidupan sehari-hari. Jika ia pernah disakiti oleh satu pria, maka seluruh pria kemungkinan akan menyakitinya (yaa…kurang lebih begitu contoh generalisasi masalah :D)

5. Menolak mempercayai Tuhan
Seorang yang takut setengah mati pada sesuatu pada akhirnya akan mengingkari keberadaan sesuatu tersebut. Seorang Zeusophobia pada akhirnya akan memutuskan untuk tidak mempercayai Tuhan, terutama mereka yang memiliki ketakutan tersebut karena pengalaman buruk. Dengan kata lain, pada akhirnya mereka menjadi atheist.

Pertanyaan penting yang harus kita tanyakan adalah ‘lalu bagaimana menolong orang yang menderita Zeusophobia?’ Anda kemungkinan besar sekali tidak akan membantu banyak dengan bicara tentang Tuhan pada mereka karena belum apa-apa mereka akan menolak Anda.

Hal yang dapat Anda lakukan adalah membuktikan pada mereka bahwa Tuhan bukanlah pribadi kejam yang harus ditakuti dengan cara yang negatif. Bagaimana caranya? Dengan memiliki hubungan intim dengan Tuhan! Tunjukkan pada mereka bahwa Anda memiliki kehidupan yang bermakna, bahwa Anda hidup dengan tujuan yang ditetapkan Tuhan, bahwa kematian adalah keuntungan bagi mereka yang mengenal Tuhan.

Tunjukkan pada mereka bahwa masalah tidak akan membuat Anda terlarut dalam depresi yang berlebihan dan tindakan destruktif, bahkan justru membuat Anda semakin kuat dan bergantung pada Tuhan. Kasihi Tuhan dan tunjukkan pada mereka bahwa Tuhan turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi siapa saja yang mengasihi Dia.

Tunjukkan pada mereka bahwa Anda tidak perlu merasa trauma terhadap suatu kejadian karena Tuhan tidak akan pernah membiarkan umatNya sendirian. Terlebih lagi, tunjukkan bahwa Anda peduli pada mereka dan mengasihi mereka karena Tuhan sudah terlebih dahulu peduli dan mengasihi Anda. Hal terpenting adalah, sabarlah terhadap mereka…

Terlepas dari itu semua, saya ingin mengajak kita semua berpikir. Apakah kita menunjukkan sikap seperti seorang Zeusophobia? Jika ya, mungkin sekarang saya akan mengajak Anda semua, bersama-sama kita mengevaluasi diri kita… Apakah kita mencerminkan orang yang takut akan Tuhan… atau orang yang ketakutan pada Tuhan? Dua hal itu terdengar mirip, tapi maknanya berbeda jauh, bukankah begitu?