Allodoxaphobia


Hari ini kita masih membahas tentang Phobia. Kalau kemarin kita membahas Panophobia dan Taphephobia, hari ini saya kita akan membahas Allodoxaphobia.

Allodoxaphobia adalah takut pada pendapat orang lain. Setiap orang (normal) mengasihi dirinya sendiri melebihi kasihnya kepada orang lain (itulah mengapa Yesus memerintahkan kita untuk mengasihi orang lain SEPERTI kepada diri sendiri).

Seorang normal yang mengasihi dirinya sendiri tidak suka ketika ada orang lain yang tidak mengasihinya atau berpandangan buruk mengenai dirinya. Dalam taraf tertentu yang berlebihan, penyakit psikologis ini dinamakan Allodoxaphobia, yaitu ketika seseorang merasa ketakutan berlebihan akan pendapat orang lain. 

Ada dua kemungkinan jenis manusia yang mungkin menderita allodoxaphobia. Kemungkinan pertama adalah mereka yang minder, memiliki citra diri rendah dan seringkali menempatkan dirinya sebagai pribadi yang buruk. Ia takut jika citra diri buruk ini akan bertambah buruk dengan pendapat orang lain. Orang-orang seperti ini biasanya akan membentengi dirinya dengan penampilan yang (sengaja) dibuat buruk, kemudian menantang setiap orang dengan kalimat, “saya memang begini adanya, saya tidak bisa berubah, kamu tidak berhak mengkritik saya”.

Orang-orang seperti ini justru tidak memiliki kasih terhadap diri sendiri. Mereka merusak dirinya dan menolak setiap teguran dan pendapat orang lain. Padahal seorang bijak pernah berkata, “lebih baik teguran yang nyata-nyata daripada kasih yang tersembunyi. Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah” (Amsal 27:5-6) dan “siapa mengindahkan didikan menuju jalan kehidupan, tetapi siapa mengabaikan teguran, tersesat” (Amsal 10:17).

Jenis kedua mereka yang mengidap Alledoxaphobia adalah seorang arogan yang merasa dirinya hebat. Kalau orang jenis sebelumnya yang saya bahas merupakan kutub selatan, orang jenis ini adalah kutub utara. Mereka melihat dirinya sebagai seorang yang tidak membutuhkan orang lain, termasuk pendapat mereka.

Walaupun tidak jelas-jelas frontal mengatakan “aku memang begini adanya”, orang – orang jenis ini menunjukkan penolakan terhadap pendapat orang lain dengan sikapnya. Seringkali mereka bahkan memuji diri mereka sendiri sebelum ada orang yang berani berpendapat buruk terhadap dirinya. Padahal seorang bijak berkata, “Biarlah orang lain memuji engkau dan bukan mulutmu, orang yang tidak kau kenal dan bukan bibirmu sendiri” (Ams 27:2)

Apakah banyak pengidap Alledoxaphobia?

Saya dapat mengatakan, jaman sekarang BANYAK. Seringkali saya menemukan seorang remaja alay menami orang yang berpendapat terhadap dirinya dengan “haters”. Beberapa kalimat yang sering mereka tulis sebagai status adalah “anjing menggonggong kafilah berlalu” atau “gua ga peduli orang ngomong apa, gua begini adanya” dan banyak lagi caci maki seputar “tidak mau menerima pendapat orang lain”.

Saya rasa sekarang saya akan belajar merefleksi diri, apakah saya oang yang mengidap Allodoxaphobia. Bagaimana dengan Anda?

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s