Hari ini, para kekasih dan anak-anak yang terpengaruh jaman modern merayakan Valentine. Mall dan tempat-tempat umum dihias dengan warna pink dan hiasan cinta. Mereka mengirimkan hadiah-hadiah semacam coklat dan bunga untuk orang-orang yang mereka kasihi.
Kalau ditanya, apakah Anda tahu sejarah hari Valentine, mungkin hanya sedikit yang mengetahuinya. Nah, saya mau coba ceritakan asal mula perayaan Valentine… Agak panjang, tapi saya harap dapat menambah pengetahuan kita semua…
Sejarah St. Valentine
Pada abad-abad permulaan ada banyak martir Kristen bernama Valentine (perlu diingat bahwa pada abad permulaan, orang Kristen banyak dianiaya oleh kekaisaran Roma). Martir adalah mereka yang dibunuh karena iman atau prinsip yang mereka yakini dan mereka pertahankan walau berada di bawah ancaman kematian.
Tanggal 14 Februari dirayakan untuk mengingat Valentine dari Roma dan Valentine dari Terni. Valentine dari Roma adalah seorang imam di Roma yang menjadi martir sekitar tahun 269 dan dimakamkan di Via Flaminia. Tengkoraknya dimahkotai bunga dan dipamerkan di Basilika Santa Maria di Cosmedin, Roma.
Sedangkan Valentine dari Terni menjadi uskup Interamna (modern Terni) sekitar tahun 197 dan dikatakan telah menjadi martir selama penganiayaan di bawah Kaisar Aurelian. Ia juga dimakamkan di Via Flaminia, tetapi di lokasi yang berbeda dari Valentine dari Roma.
14 Februari dirayakan sebagai Hari St Valentine di berbagai denominasi Kristen, namun, dalam revisi 1969 Kalender Katolik Roma Orang Suci, hari raya Saint Valentine pada tanggal 14 Februari telah dihapus dari kalender Romawi Umum dan diturunkan untuk hari Raya lokal atau bahkan nasional saja karena alasan berikut: “Meskipun peringatan Saint Valentine adalah suatu hal yang sudah lama dirayakan, namun sebaiknya diserahkan ke kalender lokal atau nasional saja (jangan dunia), karena, selain dari namanya, tidak ada yang dikenal dari Saint Valentine kecuali bahwa ia dikuburkan di Via Flaminia pada bulan Februari 14 ”
Baik, sekarang mari kita soroti kisah Valentine dari Roma karena kisahnya menarik untuk diceritakan. St Valentine adalah seorang imam pada sekitar tahun 270 Masehi, yaitu ketika orang Kristen mengalami penganiayaan oleh kekaisaran Romawi. Asalnya adalah suatu tempat di dekat Roma.
Panggilannya adalah untuk membantu orang-orang Kristen yang saat itu mengalami penganiayaan, dan untuk menyediakan mereka sakramen, seperti perkawinan, yang dilarang oleh Kekaisaran Romawi pada waktu itu.
Catatan mengenai Saint Valentine yang dapat bercerita pada kita mengenai apa yang terjadi saat itu kmungkinan besar hancur selama Penganiayaan Diocletianic pada awal abad ke-4.
Pada abad ke-5 atau ke-6., diterbitkan Passio Marii et Marthae, sebuah cerita mengenai kemartiran Saint Valentine of Rome. Mungkin sekali dengan meminjam penyiksaan yang terjadi pada orang-orang kudus lainnya, seperti yang biasanya dibuat dalam literatur periode itu.
Dalam cerita tersebut dinyatakan bahwa St Valentine telah dianiaya sebagai seorang Kristen dan diinterogasi oleh Kaisar Romawi Claudius II secara pribadi. Claudius menyukai Valentine dan berdiskusi dengan dia. Claudius ingin menyelamatkan nyawa Valentine dengan memintanya untuk mengubah keyakinannya menjadi agama pagan Roma saat itu.
Valentine yang tetap teguh pada keyakinannya pada Yesus menolak dan malah mencoba untuk mengajak Claudius untuk menjadi Kristen. Karena itu, ia dieksekusi. Sebelum eksekusi, ia disebutkan telah melakukan keajaiban penyembuhan kepada Julia, seorang anak perempuan buta dari Asterius, hakim yang memenjarakannya. Putri hakim itu dan empat puluh empat anggota rumah tangganya (anggota keluarga dan pembantu) datang untuk percaya kepada Yesus dan dibaptis.
Kaisar Claudius melihat hal ini dan mempertimbangkan keputusannya mengeksekusi Valentine. Namun harga dirinya rupanya lebih besar daripada hatinya. Demi memenangkan wibawa rakyatnya, ia memilih untuk tetap menghukum Valentine dan orang Kristen lain dengan memenggal kepala mereka.
Selain itu, Saint Valentine dikatakan juga telah melakukan pernikahan Kristen rahasia untuk tentara yang dilarang untuk menikah oleh Kaisar Roma. Kaisar Romawi Claudius II melarang pernikahan dalam rangka untuk mengembangkan tentaranya. Kaisar meyakini bahwa pria menikah tidak akan menjadi prajurit yang baik.
Menurut cerita, untuk membuat mereka “mengingat kasih Tuhan dan mendorong mereka untuk tetap menjadi orang Kristen yang setia”, Saint Valentine membuat sebuah potongan jantung (orang Indonesia biasanya meyebutnya “hati” walaupun ini merupakan dua organ tubuh yang berbeda) dan memberikannya untuk tentara dan orang Kristen yang dianiaya.
Ada sebuah cerita yang yang menurut Henry Ansgar Kelly, ditambahkan satu abad kemudian. Menurut cerita itu, pada malam sebelum Valentine dieksekusi, ia menulis kartu “valentine” pertamanya. Ditujukan kepada putri sipir penjara Asterius, yang tidak lagi buta, dengan menandatanganinya dengan”From Your Valentine”. Sebuah ungkapan yang dikenal hingga saat ini dan menjadi hiasan kartu-kartu Valentine.
John Foxe, seorang sejarawan Inggris, serta Ordo Karmelit, menyatakan bahwa Saint Valentine dimakamkan di Gereja Praxedes di Roma, di dekat makam St. Hippolytus. Menurut kisahnya, ada legenda yang menyebutkan bahwa Julia menanam sendiri pohon almond pink-bersemi di dekat kuburnya. Saat ini, pohon almond tetap menjadi simbol cinta abadi dan persahabatan.
Mitos cinta lain seputar hari Valentine
Sumber – sumber modern mengklaim adanya hubungan antara liburan Februari Greco-Roman yang dibuat untuk mengingat kesuburan dan cinta dengan Hari Santa Valentine. Tapi menurut Chaucer pada abad ke 14, tidak ada hubungan antara St. Valentine dan kisah cinta romantis.
Dalam kisah kuno kalendar Athenian periode antara pertengahan January dan pertengahan February adalah bulan Gamelion, didedikasikan untuk pernikahan kudus antara Zeus and Hera.
Di Roma kuno, ada sebuah hari Lupercalia, biasa dirayakan antara tanggal 13-15 Februari. Hari Lupercalia ini adalah ritual kuno yang terhubung dengan kesuburan. Lupercalia adalah sebuah festival lokal yang diselenggarakan di kota Roma. Festival yang lebih terkenal daripada Juno Februa, yang berarti “Juno pembersih” atau “Juno suci”, yang dirayakan pada 13-14 Februari. Paus Gelasius I (492-496) menghapuskan Lupercalia.
Alban Butler dalam bukunya Lifes of the Principal Saints (1756–1759) menyatakan (tanpa adanya bukti) bahwa pria dan wanita di Lupercalia menarik nama dari botol untuk menentukan siapa pasangannya. Ia juga menyatakan bahwa surat-surat yang modern Valentine berasal dari kebiasaan ini.
Pada kenyataannya, kebiasaan ini berasal dari Abad Pertengahan dan tidak ada hubungannya dengan Lupercalia. Dalam kebiasaan itu, laki-laki menarik nama gadis secara acak untuk menjadi pasangan mereka. Kebiasaan ini kemudian diperangi oleh para imam, misalnya oleh Frances de Sales sekitar tahun 1600.
Kesimpulan
Saya menyukai kisah mengenai Saint Valentine dari Roma ini walaupun sebenarnya tak bisa dibuktikan kebenarannya. Kisah mengenai pengorbanan iman dan bukannya kisah cinta asmara yang buta tak beralasan. Seorang murid Yesus yang rela mati demi mempertahankan imannya kepada Yesus.
Sedih sekali karena seringkali sesuatu yang baik pada akhirnya dicampur dengan sebuah mitologi yang tidak jelas. Mereka yang merayakan hari Valentine tidak mengerti mengenai hal ini dan malah sibuk berbelanja besar-besaran untuk sebuah cinta yang bersyarat.
Untuk Anda pembaca, apakah Anda merayakan hari Valentine. Jika ya, Anda merayakan Hari Valentine yang mana?
Dari: berbagai sumber