Hutang Kepada Pencipta (A Short Story)


Aku tidak bodoh… Tidak! Aku bukan gadis bodoh. Baik, mungkin kau dapat mengatakan aku ini sombong, tapi aku tidak bodoh. Mungkin sedikit gila, tapi tidak bodoh. Di dalam kepalaku ada sel-sel yang saling berhubungan satu dengan lain, dan hantaran listrik di dalamnya begitu banyak. Aku tidak bodoh!

Banyak orang yang bilang aku bodoh. Mungkin aku sedikit berpura-pura bahwa aku tidak sepintar yang sebenarnya. Menunjukkan tatapan mata kosong sesekali, atau berpura-pura tidak mengerti sesekali. Tapi itu hanya untuk memancing informasi yang lebih banyak dari orang itu. Menikmati bahwa lawan bicaraku merasa pintar dan bicara lebih banyak, karena aku sedang malas bicara. Tapi sekali lagi ku katakan, aku ini tidak bodoh.

Aku begitu banyak membaca sejak kecil, kata-kata bermain-main dalam otakku, membuatnya semakin hari semakin kuat, semakin penuh, semakin berisi, semakin pandai. Hanya orang yang naïf dan berwawasan sempit yang mengatakan bahwa aku tidak pintar.

Suatu hari, aku bertemu dengan seorang bapak saat aku sedang menunggu kereta api. Kami bercakap-cakap cukup lama, mulai dari lintasan planet hingga kandungan yang terdapat di dalam bumi. Aku juga tidak tahu kenapa percakapan kami begitu melebar. Sebelum berpisah Bapak itu mengatakan sesuatu yang mengejutkanku, katanya aku harus berhati-hati dengan isi kepalaku, karena jika tidak, itu akan sangat menyulitkan aku suatu saat. Continue reading