Antara Sombong, Minder dan Iri hati


Baru-baru ini seorang ibu menuduh saya sirik terhadap anak perempuannya yang berselisih usia beberapa tahun lebih muda dari saya. Dengan segala kerendahan hati, saya berpikir dan menganalisa diri saya dengan beberapa pertanyaan ini, “apakah benar saya sirik? jika ya, kenapa saya harus sirik? Apakah ada sesuatu dalam dirinya yang bisa membuat saya sirik?” Jika saya menyampaikan pertanyaan itu, tentunya orang-orang akan mencap saya sombongĀ  (walau saya lebih memilih dikatai sombong atau arogan daripada sirik pada anak ibu itu).
Continue reading