Kembali…


Dia bukan seorang wanita yang pintar, tidak mengenyam bangku kuliah. Ia bahkan berhenti di kelas 2 SMA karena keterbatasan biaya. Sedangkan suaminya, seorang insinyur yang sedang meningkatkan karirnya.

Hari-hari pertama saat kepergian suaminya adalah hari-hari yang berat. Uang yang ada di dompetnya adalah uang belanja terakhir yang diberikan suaminya seminggu sebelumnya. Hanya bisa menghidupi dirinya dan anak-anaknya selama dua hingga tiga minggu saja. Itu pun jika ia tidak harus membayar uang sekolah anak-anaknya.

Ia seorang wanita berusia awal tiga puluhan yang masih terlihat begitu cantik, masih menarik perhatian kaum pria jika ia berjalan seorang diri. Continue reading