Aku tak peduli kau susah
Aku tak peduli apa yang terjadi padamu
…yang penting aku senang
…yang penting aku menang
Aku tak peduli apa yang terjadi nanti
Aku tak peduli dampak perbuatanku
…yang penting saat ini
…yang penting semua mudah
Aku tak peduli kau suka atau tidak
Aku tak peduli kau dirugikan
…yang penting aku suka
…yang penting aku diuntungkan
Aku tak peduli apa yang terjadi di sekitarku
Aku hanya peduli apa yang terjadi di dalam diriku
Aku tak peduli apa perasaanmu
Aku hanya peduli pada perasaanku
Aku tak peduli orang lain celaka
Aku hanya peduli keselamatanku
Aku tak peduli kau kesal
…yang penting aku senang
Aku tak peduli kau sedih
…yang penting aku bahagia
—
Bagaimana kesan Anda setelah membaca tulisan di atas? Miris, atau berkata “thats’ me!”. Kita hidup dalam dunia yang individualistis. Hampir semua orang tidak peduli dan tidak mau tahu tentang apa yang terjadi di luar dirinya, yang penting adalah apa yang terjadi di dalam dirinya, apa yang dia rasakan, apa yang dia inginkan dan semua tentang dirinya.
Kata “Empati” hampir-hampir dianggap sama dengan sekedar basa-basi “Kasihan sekali! Aku bersyukur pada Tuhan keadaanku tak seburuk dirimu”.
Bersyukur atas berkat yang Tuhan berikan sepertinya oleh orang jaman sekarang baru dapat dimaknai ketika mereka melihat orang lain yang mereka anggap tidak seberuntung mereka. Mereka baru dapat bersyukur atas makanan ketika mereka melihat orang kelaparan. Bahkan mereka baru dapat bersyukur atas orangtua ketika melihat anak yatim piatu. Benar-benar kondisi kemanusiaan yang memprihatinkan!
Seringkali kita lihat orang menerobos lampu merah tanpa mempedulikan kondisi macet yang dia tinggalkan di belakang akibat ulahnya, tanpa mempedulikan klakson orang-orang yang memprotes.
Sering juga kita melihat orang yang merokok di tempat umum tanpa mempedulikan orang sekitarnya yang terganggu akibat asapnya, tanpa mempedulikan adanya bayi atau balita di bawah umur yang mungkin saja nantinya akan mengalami gangguan pernafasan.
…atau bahkan apa yang kemarin saya tulis di blog saya yang lain mengenai apa yang dilakukan sekolah pada mereka yang sudah terlanjur hamil (tulisan di sini)
Oh ya, bahkan teknologi pun dirancang untuk setiap individu, membuat mereka lebih mempedulikan apa yang ada di gadget mereka daripada lingkungan sekitar mereka.
Saya tidak akan berkotbah panjang lebar di sini. Hanya ingin semua kita membaca tulisan saya di awal tadi dan bercermin, apakah kita seperti itu?
—-
“Dan apapun juga yang kamu ingin orang lain perbuat padamu, perbuatlah demikian juga pada mereka” – Yesus