Siapa yang lebih tau?


Sering denger istilah “buat kebaikan kamu”? Yah, istilah itu sering banget dipake orangtua yang mencoba memilihkan “jalan hidup” buat anak-anaknya. “Nak, kamu kalau sudah besar nanti jadi dokter yah, soalnya papa dulu pengen jadi dokter tapi nda kesampaian”. Lah, kalau anaknya ternyata lebih berbakat di musik gimana?

Pertanyaannya sekarang adalah, sampai umur berapa sih orangtua bisa menentukan pilihan untuk anak-anaknya? Bagaimana mereka bisa tahu apa yang sebenarnya diinginkan anak-anaknya kalau mereka tidak memberikan kesempatan pada anak-anaknya untuk berkarya dan bicara.

Saya kenal orangtua, bahkan banyak orangtua yang terobsesi agar anaknya jadi pintar (mungkin seperti dirinya). Guru les dipanggil, anak-anaknya diawasi setiap jam “heh, kamu lagi belajar gak?”. Pertanyaan saya, apakah itu ekspresi kasih buat anaknya, atau buat dirinya sendiri? Mana yang lebih diutamakan, anak pintar agar orangtua bangga, atau kebahagiaan anak-anaknya?

Saya jadi bertanya-tanya, apakah orang – orang besar didukung oleh orangtuanya saat mereka memutuskan untuk menjalani kehidupannya.

Jangan2 orangtua cuma tinggal ‘nebeng’ bangga, waktu ternyata anaknya berhasil..

Hmm, tulisan saya kali ini agak keras ya…tapi emang orangtua kadang-kadang perlu waktu untuk berpikir, dan bercermin…

1 thought on “Siapa yang lebih tau?

  1. mmmmm…setuju…. yah bagaimana dengan ortu yang hanya bisa ngelahirin doang.dah gt ga ngurus lagi gmn anaknya makan,gmn, sekolahnya,gmn pakaiannya,apa keinginan anaknya, apa cita-citanya,tujuan hidupnya, dan tau-tau dah anaknya gede, mereka (ortu) meminta anak tsbt dijodohkan dgn pilihan mereka,meminta sang anak untuk tuk ngurus sessuatu yang gak tau awalnya dr mana,meminta tinggal bersama, meminta ini,meminta itu,meminta,meminta,meminta,dan meminta tiada akhirnya…padahal sang anak tidak pernah meminta tuk dilahirkan,meminta tuk dijodohkan dsb…..hihihi jadinya sedih. tentunya titik balik dari semua fenoma yang kita alami,agar tidak terjadi hal2 yang demikian kepada keturunan kita ialah bagaiman caranya agar kita dapat melakukan hal2 yang mulia tuk mereka tanpa harus menyerahkan semua pilihan dan tindakan kita.dan tentunya pilihan dan tindakan kita harus dibarengi dengan tanggungjawab..kalau pergi dr mrk itu namanya lari dari ujian..mencoba tuk membuka pikiran mereka (ortu) sangat musthil, krn kitapun akan bertindak seperti mereka kelak:”siapa yang lebih tau?” kepada anak kita..saran pasti sih ga bisa soalnya saya belum pernah jadi ortu tp mereka (ortu) pernaha jadi anak:) so, be hold,think twice,and do what u wantlah:) satu lagi don’t die until u dead

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s