Temanku berkata
Tuhanku satu
Esa tuhanku
Matahari di atas itu
Dia Tuhanku…
Bukankah dia begitu terang?
Begitu agung hingga tak mungkin aku tatap
Tuhanku satu
Esa tuhanku
Pohon yang ada di hutan
Kata orang umurnya ratusan tahun
Bukankah dia begitu rindang?
Memberi kesejukan hingga aku nyaman di bawahnya
Tuhanku satu
Esa tuhanku
Gunung besar di sana itu
Itu gunung tertinggi di wilayah ini
Bukankah dia begitu besar
Hingga kau tak mungkin mengalahkannya
Tuhanku satu
Esa tuhanku
Batu besar itu
Kata orang umurnya ribuan tahun
Ada sejak jaman mula-mula
Bukankah dia begitu megah
Hingga kau pasti mengaguminya
Aku berkata
Tuhanku satu
Esa tuhanku
Pencipta langit bumi
Nama-Nya bisa siapa saja
Aku tak mengenalNya
Teman-teman menertawakanku
Kata mereka, “sebaiknya pilihlah…
Satu hal yang besar untuk disembah
Namai sesukamu
jadikan dia tuhanmu”
Namun kurasa
Jika semua ini ada
Tentu ada yang membuatnya
KepadaNya aku berbakti
Siapa Dia
Apa mauNya
Apa keinginanNya
Aku tidak tahu
Dia yang ada sejak mula-mula
Besar..,
Agung…
Suci…
Kudus…
Namun,
Siapa Dia?
Dapatkah aku mengenalNya?
Siapa Nama-Nya?
Apa mau-Nya?
Bukankah yang terpenting adalah
Melakukan yang Dia mau
Memberi sesembahan dengan caraNya
toh Dia yang menerima
Jadi dalam diam aku berbisik
Mudah-mudahan Dia mendengarku
“Gusti pencipta…
kenalkah Kau padaku?
apakah Kau yang Esa?
Begitu banyak yang mengaku menyembah tuhan yang esa…
Apakah mereka semua benar?
Bagaimana seharusnya kupanggil namaMu?
Apa yang Kau mau?
Bagaimana seharusnya kuberi sesembahanku
Tuhan yang Esa,
Sudikah Kau menjawabku?
Kumohon,.. nyatakan diriMu padaku
Agar aku bisa menceritakan Engkau
Agar teman-teman tak lagi mengejekku
Agar aku bisa katakan pada mereka…
tuhan yang esa belum tentu Tuhan yang Benar
dan memperkenalkanMu pada mereka”