Sebuah kenangan tidak selalu baik dan tidak selalu buruk. Sebagian orang hidup di masa lalunya, menganggap kenangan sebagai suatu bagian yang tak dapat dilepaskan dari hidupnya dan beberapa orang terjebak di sana.
Saya membagi kenangan menjadi dua, kenangan pengalaman dan perasaan. Kenangan pengalaman mungkin hanya sebuah aktivitas di masa lalu yang masih kita ingat. Sebagian pengalaman mungkin membuat kita tersenyum, sebagian lain ingin kita lupakan karena menimbulkan sebuah sensasi perasaan buruk dan membuat perut kita mual.
Kenangan perasaan hanyalah sebuah kenangan akan perasaan yang dulu pernah ada namun saat ini tidak lagi kita miliki, mungkin perasaan pada orang, atau tempat tertentu. Kenangan akan perasaan seharusnya hanyalah sebuah ingatan, karena jika kita masih merasakannya, artinya itu bukan kenangan, tapi masih menjadi bagian dari hidup kita.
Tulisan ini kita akan membahas Mnemophonia, berasal dari kata Yunani Mnem dan Phobia. Mnem berarti memory, atau kenangan dan Phobia berarti ketakutan yang tidak masuk akal. Ya, mnemophobia adalah phobia kepada kenangan atau memory masa lalu. Seorang yang menderita Mnemophobia memiliki ketakutan akan memiliki kenangan atau bahkan kehilangan kenangan (biasanya Mnemophobia jenis ini menyerang orang-orang tua, mereka takut suatu saat akan pikun dan kehilangan memori).
Setiap orang memiliki pengalaman buruk, entah itu ngompol di kelas (ngomong-ngomong saya pernah lho ngompol di kelas karena saking takutnya minta ijin ke WC waktu masih TK, hehe), pengalaman dihukum oleh guru, dipecat, perceraian, ditolak, dan pengalaman buruk lain. Sebagian pengalaman buruk dapat kita lupakan dengan mudah, sebagian lagi begitu membekas hingga kita sulit melupakannya.
Saya pernah dihukum secara keterlaluan oleh guru saya semasa SD. Waktu itu saya sekitar kelas tiga atau empat, disuruh membawa kompor minyak tanah ke sekolah dalam acara pramuka. Waktu itu Papa saya bekerja di luar kota, dan mama saya dalam keadaan pemulihan kesehatan setelah kecelakaan. Akibatnya saya tidak bisa membawa kompor minyak tanah ke sekolah. Waktu itu ada acara membuat pisang goreng. Entah apakah guru saya sedang stress atau memang dia masih terlalu muda, ia membuat keputusan yang tidak masuk akal. Pisang dimasukkan ke dalam tepung yang dicampur air dan kemudian kelompok saya disuruh menghabiskan pisang berbalut tepung mentah tersebut.
Terus terang, itu pengalaman yang tidak bisa dibilang menyenangkan. Namun, ketika mengingatnya saya sama sekali tidak merasa kesal, dendam atau jengkel pada guru saya. Justru saya merasa kasihan dan heran akan keputusannya. Beberapa dari Anda juga mungkin memiliki pengalaman walau buruk namun tidak menimbulkan kekesalan saat mengingatnya.
Namun beberapa pengalaman tetap membekas dalam perasaan kita. Membuat kita merasa kesal setiap kali mengingatnya. Seorang yang mengidap Mnemophobia mungkin memiliki terlalu banyak pengalaman buruk yang membekas sehingga membuat mereka ketakutan akan kenangan tersebut. Seorang yang mengidap Mnemophobia biasanya:
- Menghindari percakapan mengenai masa lalu
- Berusaha tidak terlibat pertemanan terlalu jauh karena takut mereka akan menjadi bagian tak terpisahkan dari kenangan
- Takut pada tempat-tempat yang mengingatkan mereka pada masa lalu
Pertanyaan yang umum saya tanyakan selanjutnya adalah, apakah ini bisa disembuhkan? Jika setelah membaca penjelasan saya di atas kemudian Anda berpikir, “jangan-jangan saya menderita Mnemophobia”, ini ada beberapa berita baik untuk Anda:
Firman Tuhan berkata bahwa kasih dapat melenyapkan ketakutan (I Yohanes 4:18). Ketakutan akan masa lalu biasanya disebabkan oleh kesalahan. Pengalaman buruk dimulai dari kesalahan satu orang, bukan? Satu orang tersebut bisa saja diri kita sendiri, atau orang lain yang menyebabkan kita terluka. Ulah satu orang tersebut membuat kita saat itu merasa malu, atau marah, atau depresi atau perasaan negatif lainnya, dan perasaan tersebut begitu dalam sehingga kita sulit melupakannya untuk waktu yang lama bahkan akhirnya membuat kita takut luar biasa bahwa perasaan seperti itu akan kita rasakan lagi.
Hal pertama yang harus kita lakukan untuk sembuh dari ketakutan akan kenangan masa lalu adalah MENGAMPUNI. Jika saat itu Anda yang melakukan kesalahan, maafkan diri Anda. Ingatlah bahwa setiap orang dapat melakukan kesalahan. Bahwa kesalahan adalah suatu hal yang sangat manusiawi dan justru dapat memberi kita pelajaran yang sangat berharga. Kesalahan di masa lalu membuat kita terhindar dari kesalahan yang lebih besar di masa yang akan datang.
Jika saat itu yang melakukan kesalahan adalah orang yang Anda kasihi (biasanya ini lebih menimbulkan bekas), maafkan mereka. Ingatlah bahwa setiap orang dapat melakukan kesalahan. Ingatlah bahwa kepahitan hanya akan mengeringkan tulang dan membuat banyak penyakit dalam diri Anda.
Mintalah pada Tuhan untuk dapat memberikan Anda kasih-Nya yang dapat mengampuni kesalahan terbesar sekalipun. Ketika Anda sudah berhasil mengampuni, Anda hanya akan melihat pengalaman buruk di masa lalu sebagai suatu pelajaran berharga yang membuat Anda menjadi orang yang lebih baik
Hal kedua yang harus kita lakukan untuk sembuh dari ketakutan akan kenangan masa lalu adalah MENGHADAPInya. Kebanyakan psikolog meminta para pasien phobia untuk menghadapi ketakutan terbesar mereka. Jika Anda memiliki ketakutan akan kenangan, maka Anda harus menghadapinya. Tuliskan apa saja hal baik yang telah Anda alami di masa lalu. Hitunglah setiap berkat yang sudah Tuhan berikan kepada Anda dan ingatlah bagaimana pengalaman buruk sekalipun telah berkontribusi positif dalam kehidupan Anda saat ini.
Hal ketiga adalah PERCAYA dan membuktikannya. Setelah membaca dua poin di atas Anda mungkin berkata “tidak, saat ini saya terpuruk akibat pengalaman buruk itu. Saya bangkrut dan tidak tahu harus berbuat apa”. Saudara, Tuhan memiliki rencana indah untuk setiap kita. Ketika Anda percaya bahwa Tuhan berdaulat penuh atas hidup Anda, maka Anda akan menyerahkan kendali kepada Tuhan. Seburuk apapun masa lalu Anda, jika saat ini Anda bersama Tuhan… Dia akan membuat masa depan Anda penuh harapan.
Jangan takuti masa lalu Anda karena tanpa masa lalu itu, tidak ada Anda hari ini dan tanpa Anda hari ini, tidak akan ada Anda yang akan berhasil di masa yang akan datang.
Hal keempat adalah berTINDAK. Jangan lakukan kesalahan yang sama seperti di masa lalu. Anda mungkin justru bisa menceritakan pengalaman buruk Anda kepada orang lain sebagai suatu pembelajaran bagi mereka. Anda bisa mengajar mereka untuk tidak melakukan kesalahan yang sama seperti Anda.
Kesimpulan:
Anda sulit terlepas dari kenangan buruk? Cobalah empat langkah ini: AMPUNI – HADAPI – PERCAYA – BERTINDAK!
Like this:
Like Loading...