Cerita 1:
Di salah satu klien kemarin, kami membicarakan masalah bedanya ISS dan agen lain. ISS adalah salah satu layanan penyedia jasa parkir dan kebersihan.
Klien kami mengatakan bahwa dia kagum kalau melihat ISS di tempat lain. Mereka terlihat berdedikasi, membersihkan semua sudut dan halaman dan permukaan dan semuaaa yang ada di tempat di mana mereka ditempatkan. Sedangkan jasa yang dia pakai tidak seperti itu. Kebanyakan diem, dan masih banyak yang kotor.
Kemudian kami membahas, kira-kira apa yang membuat kedua jasa layanan ini berbeda, dan sampailah kami pada sebuah kesimpulan:
1. ISS selalu menempatkan supervisor di tempat di mana mereka ditempatkan
2. ISS menghitung biaya berdasarkan luas (jumlah) ruangan yang dibersihkan
3. Supervisor dibayar untuk memastikan bahwa ruangan-ruangan tersebut bersih
Intinya, kedua jasa layanan tersebut berbeda karena ISS memiliki sistem check dan yang lain tidak. Dengan kata lain petugas ISS diawasi “bos”nya saat bekerja, layanan lain tidak.
Pertanyaannya adalah, jika petugas ISS yang sama diijinkan bekerja tanpa pengawasan, akankah ia memberikan hasil pekerjaan yang sama?
Cerita 2:
Sepulang dari klien tersebut, kemarin saya juga mengantar seorang teman yang terkilir untuk dipijat di tukang pijat atlit. Tukang pijat itu hanya meraba, kemudian menginjak kaki teman saya, ditekan sekuat tenaga. Teman saya menjerit, tukang pijat yakin teman saya sembuh, dan memang, teman saya sembuh…
Dari dua cerita di atas, kemudian saya memikirkan tentang sebuah kata hari ini: “profesional”.
Baiklah, karena hobby saya adalah membuat definisi. Saya coba mendeifinisikan apa itu “profesional. Menurut definisi saya, profesional adalah orang yang yakin dengan apa yang dia lakukan dan dia melakukannya dengan sebaik mungkin untuk hasil yang maksimal.
Bagi seorang profesional, yang terpenting bukanlah bayaran yang dia terima, tapi kualitas dari pekerjaan yang dia hasilkan.
Seorang petugas kebersihan yang profesional, akan merasa yakin bahwa dia dapat membersihkan dengan baik dengan caranya, dan kemudian ia membersihkan sebaik mungkin untuk hasil yang maksimal.
Seorang yang profesional tidak butuh pengawasan agar pekerjaannya berkualitas, karena reputasinya dipertaruhkan oleh kualitas pekerjaannya.
Kalau saya bisa menyimpulkan dari dua cerita di atas, selama petugas ISS harus diawasi agar hasil kerjanya berkualitas, dia tidak profesional. Tapi tukang urut itu, wah, dia profesional.
Sekali lagi, profesional itu bukan soal besarnya gaji, tapi kualitas.Bedanya negara yang maju dan yang tidak adalah, negara yang maju mendidik rakyatnya untuk menjadi profesional, sementara negara yang tidak maju mendidik rakyatnya untuk sekedar “berpenghasilan” / mencari uang.
Pertanyaannya adalah: apakah kita sudah menjadi profesional, atau bekerja cuma karena ada sistem dan pengawasan?
Pertanyaan yang lebih besar: apakah kita mau menjadikan negara kita sebagai negara maju dengan bersikap profesional?