Menjelang Natal, saya berencana menulis lagi rangkaian diary series Christmas Edition. Saya berpikir mengenai orang yang memiliki tempat di mana Yesus dilahirkan. Apakah itu kandang?
Sejak kita sekolah minggu, kita diajar bahwa Yesus lahir di kandang hewan karena kemalaman dan tidak mendapatkan tempat di penginapan (Lukas 2:7). Namun hal yang mencengangkan saya beberapa hari belakangan adalah, tidak ada tertulis sama sekali di bagian manapun dalam Alkitab bahwa Yesus dilahirkan di kandang binatang. Nubuat hanya menceritakan bahwa Yesus dilahirkan di Betlehem, sebuah kota kecil. Kisah mengenai kelahiran hanya mencatat bahwa Yesus dibaringkan di palungan dan dibungkus lampin.
Hal ini menimbulkan begitu banyak pertanyaan bagi saya. Apakah setega itu masyarakat Betlehem menerima warganya yang sedang mengunjungi tanah asalnya? Apakah tidak ada rasa kemanusiaan sedikitpun dari pemilik penginapan melihat wanita yang sedang akan melahirkan? Apakah mungkin seseorang menawarkan kandangnya sebagai ganti kamar di penginapan?
Di tengah-tengah rasa penasaran saya, saya menemukan sebuah link yang sangat bagus http://www.pdfking.com/jesus-birth-as-seen-through-middle-eastern-eyes/ Saudara bisa mendownload PDFnya di situ.. Atau terjemahannya http://smystery.wordpress.com/2011/12/07/kisah-natal-dimanakah-yesus-dilahirkan/ .
Saya akan menjelaskan sedikit buat Saudara yang ga ada waktu untuk mendownload PDF.
Dalam artikel itu dijelaskan bahwa di Israel, palungan tidak disimpan di kandang. Bahkan orang Yahudi kala itu tidak menyimpan hewannya di kandang. Ada tempat khusus seperti garasi di rumah-rumah sekarang. Rumah orang Yahudi paling sederhana kala itu dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kataluma (ruang tamu), ruang keluarga dan kandang di bagian belakang.
“Garasi” hewan itu terletak di samping ruang keluarga, di mana pada dindingnya ada lubang tempat kepala hewan tersebut terjulur untuk makan dari palungan yang diletakkan di ruang keluarga.
Lalu bagaimana dengan kalimat “tidak ada tempat bagi mereka di penginapan”. Saya akan mencantumkan kutipan dari sumber yang saya sebutkan di atas di sini:
Rumah penginapan umum kuno disebut dengan karavansari (caravansary) atau khan. Dalam kisah Orang Samaria yang murah hati, Lukas menggunakan kata pandocheion dalam bahasa Yunani yang mengacu pada rumah penginapan umum atau karavansari dengan seorang pengurus rumah penginapan (pandocheus). Penginapan-penginapan umum ini hanya dapat ditemukan di jalan-jalan besar, tidak ditemukan di desa-desa kecil maupun jalanan kecil.
Sedangkan dalam kisah kelahiran Yesus, Lukas tidak mengacu pada rumah penginapan umum saat ia mengatakan,”…tidak ada topos bagi mereka di kataluma.” Kata ‘topos’ dalam bahasa Yunani berarti “tempat, posisi, area”, tidak mengacu pada “sebuah ruang dalam sebuah penginapan” tetapi tempat atau area kosong. Sedangkankataluma berarti ruang tamu
Lukas dan Markus juga menggunakan istilah “kataluma” atau ruang tamu untuk mengacu pada ruang atas dari sebuah rumah pribadi yang digunakan Yesus saat makan Paskah terakhirnya.
(Lukas 22:11–12).
Gereja-gereja di Timur Tengah selama dua ribu tahun tidak pernah melihat adanya “penginapan” dalam kisah kelahiran Yesus. Versi terjemahan paling tua dari Injil adalah dalam bahasa Suriah Kuno yang berasal dari abad kedua. Dalam versi tersebut, kata kunci katalumadihilangkan. Secara sederhana dalam bahasa Suriah Kuno terbaca, “tidak ada tempat bagi mereka.” Versi Suriah Peshitta (abad tiga sampai empat) menyajikan, “tidak ada tempat bagi mereka dimana mereka tinggal”, dan versi terjemahan Arab yang umum mengatakan, “tidak ada tempat – di manzil (rumah)”.
Yusuf dan Maria pergi ke Betlehem dan diterima di sebuah rumah pribadi dimana saat itu ruang tamu (kataluma) telah diisi oleh tamu lain, sehingga dikatakan tidak ada tempat di kataluma. Alih-alih mengusir, tuan rumah menerima Yusuf dan Maria di ruang keluarga mereka. Saat kelahiran tiba, bidan dan wanita lainnya membantu kelahiran tersebut. Setelah bayi Yesus lahir, ia dibungkus dengan lampin dan diletakkan di palungan yang digeser ke tengah ruangan keluarga.
Dengan demikian, menurut sudut pandang masyarakat Timur Tengah,Yesus tidaklah dilahirkan di sebuah kandang hewan maupun di dalam gua, tetapi di sebuah rumah pribadi di ruang keluarga. Hal ini juga diperkuat oleh Injil Matius saat mengisahkan kedatangan orang-orang Majus dari Timur yang menemui bayi Yesus di sebuah rumah.
Saya akan menambahkan sedikit dari kutipan di atas. Ketika gembala-gembala lahir, Alkitab mencatat
Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka (Lukas 2:18)
Shocking ya? tapi kalau kita melihatnya dari sudut pandang yang lain, bukankah menyenangkan mengetahui bahwa Yesus lahir di tengah-tengah keluarga, dan bukannya di ruang tamu? Yesus tidak lahir untuk sekedar menjadi tamu kita, tapi untuk diterima dalam ruang keluarga.
shocking sih kagak..udah dari SMP saya tau klo Yesus lahirnya bkn dikandang…yang bikin kaget tuh klo ada orang gerejawan yg bilang klo Yesus lahirnya dikandang.. toh umat muslim jg tau klo Yesus gak lahir dikandang :P..
inikan gara2nya ada kata “palungan”…nah orang2 bule (kaum alegoris barat) nanggepinnya palungan itu adalah kandang..dan bahkan sampe skrng pada ngomongin kandangkan??
Yah gue rasa sih, mau lahirnya dimana kg masalah toh orang yang bersangkutan udah kg cengo bengong dalam palungan ataupun kandang. Yang penting kan inti ceritanya itu apa! Pesan apa yang hendak disampaikan, saya rasa sih itu. Sama saja dengan jubah Yesus, buatan mana? Merek apa? Kok sanggup beli kan mahal? Ditenun oleh siapa? Basi juga kalau kita tanyain. Yang penting kan pesan yang akan disampaikan. Kalau Dia aja kaga keberatan lahir dan hidup sebagai manusia biasa kenapa kita-kita harus rese dan bertingkah sementara menjalani hidup.
Yang selalu membingungkan saya adalah orang-orang yag berkata… “buat apa diributin….yang penting kan…” pada suatu permasalahan yang sedang dibicarakan oleh orang lain… seperti yang saudara Warren ini lakukan…
Ah ya..saya benci sekali dengan kalimat seperti ini… kalimat arogan yang merasa bahwa segala sesuatu begitu sederhana menurut kacamatanya… kalimat yang terlihat jelas keluar dari orang yang menolak pengetahuan…
“Yang bersangkutan udah ga cengo bengo dalam palungan atau kandang”
Hey…yang dibahas di sini bukanlah apakah Yesus cengo bengo atau dia semakin besar… Yang dibahas di sini adalah perbedaan lahir di ruang keluarga atau lahir di kandang. Jika orangtua Anda mengatakan Anda lahir di becak…apakah bermasalah bagi Anda?
“Yang penting kan inti ceritanya itu apa”
Memangnya apa inti ceritanya menurut Anda? Secara umum intinya memang Yesus lahir ke dunia jadi manusia… Tapi antara lahir di ruang keluarga dan lahir di kandang hewan jelas membuat sebuah inti cerita itu menjadi berbeda
“Sama saja dengan jubah buatan Yesus…dst dst”
Tahukah Anda, jubah itu tidak penting, sampai dikenakan oleh Yesus… Jubah itu tidak penting karena yang penting adalah yang mengenakannya. Namun tahukah Anda….seorang wanita menyentuh jubah itu dan menjadi sembuh… Orang tidak lantas bertanya jubah buatan mana… tapi siapa yang mengenakannya…
Demikian juga soal ruang keluarga….saya tidak membahas ruang keluarganya siapa…saya membahas Yesus lahir di tengah-tengah keluarga…
“Kalau Dia aja kaga keberatan lahir dan hidup sebagai manusia biasa kenapa kita-kita harus rese dan bertingkah sementara menjalani hidup.”
Saya rasa bukan ini makna dari tulisan saya… Saya tidak sedang menghakimi orang lain yang rese dan bertingkah sementara menjalani hidup… Saya sedang menyoroti soal “hal kecil yang disalah artikan” oleh banyak gereja saat ini…
Sekian tanggapan saya… terimakasih banyak!
Pingback: Buat apa diributin… yang penting kan… | Greissia Personal Diary
Pingback: Konsep Anak, Bapa… dan bidan – Greissia Personal Diary