Demokrasi dibatasi?


Saya sering mendengar sebagian anak muda berkata, “pada pemerintahan Jokowi demokrasi dibatasi,” atau sesuatu yang menyerupai pernyataan itu.

Pertanyaan besarnya sebenarnya adalah, apa itu demokrasi menurut mereka? Saya menebak, menurut mereka demokrasi adalah kebebasan berpendapat tanpa batas. Nah, kalau kita mau menanyakan pertanyaan besar lagi, apa itu berpendapat menurut mereka?

Saya jamin, yang mereka maksud adalah bebas berpendapat tanpa memperhatikan etika dan adab. Bagi mereka, memaki-maki kepala negara di medsos adalah salah satu bentuk “bebas berpendapat” atau “demokrasi”. Padahal, jangankan kepala negara, jika anda, di depan umum, memaki-maki dan menghujat orang yang tanpa kedudukan pun, dan orang tersebut melapor, Anda bisa kena masalah hukum! Lalu kenapa Anda berharap memaki-maki kepala negara di muka umum (ya, sekarang medsos dapat dikatakan ‘di muka umum’), dan Anda bebas?

Mari kita bahas soal berpendapat! Anda harus bisa membedakan antara berpendapat dan memaki-maki. Berpendapat adalah menyampaikan pemikiran Anda mengenai sesuatu. Misalnya presiden mengeluarkan kebijakan dan Anda tidak setuju. Anda bisa berpendapat dengan bebas di muka umum. Sampaikan pendapat Anda dan argumentasi Anda. Saya rasa jika Anda menyampaikan dengan adab, Anda tidak akan kena pasal apapun.Itu adalah yang dilakukan orang yang berbudaya.

Katakanlah jika misalkan atasan Anda membuat aturan baru di kantor, atau dosen Anda, atau siapapun otoritas Anda. Kemudian Anda menuliskan di media sosial bahwa otoritas Anda itu seperti monyet, kampungan, pantas mati, apakah itu namanya berpendapat? Hell No! itu namanya Anda sedang menghina! Otoritas Anda bisa menuntut Anda atas perbuatan tidak menyenangkan. Jika bukti cukup, Anda bisa berurusan dengan hukum.

Anak muda, kalian harus belajar bagaimana berpendapat, bagaimana memanfaatkan demokrasi dengan benar jika Anda ingin berkontribusi kepada kemajuan negeri ini.

Jika Anda ingin tinggal di negara yang berbudaya, maka Anda harus menjadi manusia berbudaya, sampaikan pendapat dengan berbudaya, mengkritik dengan berbudaya, menyampaikan ketidaksetujuan dengan berbudaya.

Jika Anda ingin bebas, bebas memaki, bebas menghujat, bebas tanpa aturan, rasanya hutan Indonesia masih luas… silahkan Anda bawa pakaian secukupnya, pilih salah satu pohon untuk jadi tempat tinggal Anda, dan selamat bebas!