Biasanya saya membaca ayat-ayat dalam Mazmur begitu saja…beberapa hari ini saya mencoba membaca Mazmur dalam sudut pandang yang berbeda. Berharap dapat mendapatkan banyak pelajaran dari Musisi dan Composer Jenius bernama Daud (He is really a composer….wow)
Baru terpikir untuk menuliskannya di sini setelah pasal ke 11…tapi mungkin lain kali dapat menuliskan pasal2 sebelumnya.
Yang bikin saya takjub adalah ayat dua dan tiga. Sepintas dibaca ayat ini sulit dimengerti dan biasa saja.
“Sebab, lihat orang fasik melentur busurnya, mereka memasang anak panahnya pada tali busur, untuk memanah orang yang tulus hati di tempat gelap. Apabila dasar-dasar dihancurkan, apakah yang dapat dibuat oleh orang benar itu?”
WOW, benar-benar luar biasa.
Kalau kita mengaku orang benar, jangan kaget kalau dalam keseharian kita ada banyak anak panah terarah kepada kita, menanti untuk ditembakkan….di tempat gelap. Orang-orang sekitar kita berpikir
“Tidak mungkin orang itu benar di sepanjang hidupnya, pasti ada saat-saat di mana dia lengah. Saat-saat di mana ia melakukan apa yang tidak benar DI TEMPAT GELAP” Atau jika saya boleh menggantinya, saat tidak ada seorang pun yang melihat.
Tulus hati dalam bahasa Indonesia mungkin sulit dimengerti, tapi dalam bahasa Inggris, tulus hati adalah virtue, integrity. Didefinisikan sebagai tetap melakukan yang benar, bahkan seandainya tidak ada seorang pun yang melihat.
Apabila dasar-dasar dihancurkan, apakah yang dapat dibuat oleh orang benar itu?
Jika semua orang mengatakan bahwa yang benar itu salah dan sebaliknya yang salah itu benar. Apakah yang akan dilakukan orang yang tulus hati??
Teman-teman yang mengaku orang benar…Reputasi kita dipertaruhkan, BUKAN hanya di tempat terang..Tapi juga di tempat gelap…saat tidak ada seorang pun yang melihat