Nak Intan,
Hidup terkadang seperti tidak adil kan? Usiamu masih sangat muda dan kehidupan direnggut darimu oleh satu orang… Tidak! Sebenarnya bukan oleh satu orang, tapi oleh ideologi sesat. Ideologi yang menjunjung dendam dalam bab pertamanya, dan teror adalah wajahnya. Ideologi yang tidak mengenal kata kasih, toleransi, dan kemanusiaan.
Tapi sudahlah nak, kau tak perlu tahu semua itu. Sebenarnya, kau beruntung. Sekarang kau bisa bertanya langsung pada Tuhan, yang nama-Nya kau dengar dari kakak Sekolah Minggu. Kau bisa tanyakan langsung… kenapa Tuhan menciptakan gorila seperti King Kong yang badannya besar tapi kakinya pendek, atau mengapa bebek lehernya panjang…
Ada teman-teman bermainmu yang masih berjuang dengan hidupnya. Kalaupun hidup, mereka akan memiliki bekas api itu di tubuh mereka, seolah pengingat bahwa hidup terkadang memang tidak adil… bahwa terkadang manusia bisa berbuat begitu kejam.
Tapi tahukah kau… setiap kehidupan memiliki porsinya sendiri… Teman-temanmu akan menjalani hidupnya sendiri. Jika mereka bertahan, Tuhan tak akan pernah meninggalkannya. Jika hidup terasa tidak adil, Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang adil. Tak hanya itu, dia juga penuh kasih. Dia memberi kesempatan pada temanmu untuk menjadi pahlawan iman, tetap hidup dan mengampuni. Menjadi teladan dalam perbuatan baik…
Nak Intan,
Ayah ibumu pastilah orang-orang hebat. Orang-orang yang tidak hanya mengajakmu ke gereja, tapi menghidupi Firman Tuhan itu sendiri. Mereka mengampuni orang yang membuat anak mereka tidak terlihat cantik di waktu-wakti terakhir hidupnya… Mungkin karena mereka tahu bahwa saat ini wajahmu sudah kembali cantik dan bersinar. Mungkin mereka tahu bahwa kini kau berada di tempat yang tepat, pangkuan Sang Khalik.
Hanya orang hebat yang bisa memilih kasih daripada benci, dan menemukan kekuatan dalam air mata. Hanya orang hebat yang bisa meneruskan hidup ketika buah hati mereka direnggut paksa darinya. Hanya orang hebat yang tetap bisa mempertahankan imannya pada Tuhan bahkan ketika hidup terasa tak adil.
Nak, tugasmu di dunia hanya dua tahun saja. Tapi kami semua tahu, bahwa bangsa ini mendapat pelajaran yang begitu besar dari kisahmu dan keluargamu. Ya, tugasmu sudah selesai,… dan kau menyelesaikannya dengan gemilang. Lihatlah lilin-lilin yang dipasang untukmu, dan air mata yang mengalir untukmu. Ada tempat yang istimewa untuk anak istimewa sepertimu.
Bersenang-senanglah dalam pelukan Bapa Surgawi, Nak. Kami akan melihatmu suatu saat nanti, Intan Olivia yang pemberani…
#RIPIntan
ps: karena beragama saja tidak menjadikanmu manusia yang memiliki kemanusiaan…