
Tertatih akhirnya ia keluar
Dari lubang penuh lumpur dalam
Setelah putus asa mencengkeram
Tak terpikir harapan masih ada
Mati adalah kepastian
Tapi merencanakannya adalah kebodohan
Walau hidup terasa penat
Dengan beban yang terlalu berat
Entah apa yang di benaknya
Waktu menjatuhkan diri dalam liang
Ketika hidup terasa hampa
Di dalam lubang dirinya terhilang
Dan di dalam lubang pekat
Dirinya terlalu jauh tersesat
Tak mampu melihat setitik cahaya
Tak mampu melihat setetes asa
Tertatih ia merangkak keluar
Hati pedih berbisik lirih
“Ampuni aku,
Aku salah,
Ampuni aku”
Kekuatannya tak banyak,
Namun terlihat cahaya di ujung jalan
Selangkah demi selangkah
Kehampaan terlepas sudah
Saat udara menerpa wajah
Dia telah tiba,
Di ujung jalan kebebasan
Tak akan lagi melihat ke belakang
Karena di dalam kegelapan
Hanya ada kengerian