Wahai Tuhan yang Benar
Aku tak mengenalMu
Namun kubawa padaMu
Dupa dan sesembahan
Kutaruh di bawah pohon,
Karena pikirku,
Pohon ini begitu besar dan agung
Mungkinkah Kau yang besar…
…tinggal di dalamnya
Wahai Tuhan yang benar
Pencipta langit dan tanah,
Pencipta angin dan air
Pencipta gunung dan lembah
Engkau yang menjadi pusat sembahyang
Engkau Sang pemberi kehidupan
Engkau …. yang tak kukenal
Aku bertanya pada pohon,
siapa Tuhanmu….
Atau…apakah kau tuhan?
Namun dia diam…
Aku bertanya pada gunung
siapa Tuhanmu….
Atau…apakah kau tuhan?
Namun dia diam…
Aku bertanya pada batu besar di pojok itu
siapa Tuhanmu….
Atau…apakah kau tuhan?
Namun dia diam…
Wahai Tuhan yang benar,
Tak kukenal namaMu
Hanya kukenal diriMu
Melalui pohon, gunung, batu
Langit, mentari, bulan, bintang
Kubawakan dupa
Kubawakan sesembahan
Kupanjatkan doa
Wahai Pencipta,
Pantaskah jika aku, ingin mengenalMu?
Layakkah jika aku, ingin mengetahui namaMu
Ah, Sang Hyang Kersa
Jika hingga habis umurku,
Tak juga kukenal diriMu
Berkenankah Kau menemuiku?
Jika hingga habis umurku
Tak juga kutahu namaMu
Apa yang akan terjadi padaku?
Namun,
Hingga saat itu,
Ijinkan aku tetap memujaMu, wahai Pencipta
Ijinkan aku membawa dupa dan sesembahan
Menaruhnya di bawah pohon itu
Sambil kubisikkan,
“Tuhanku, aku memujaMu,
Tolong, terima sesembahanku,
Dan kasihani aku manusia berdosa ini”