Kasih itu Sabar


 

“Aku tidak punya waktu untukmu, maaf”
Kasih itu sabar…

“Tidakkah kamu tahu, aku hanya ingin kamu sedikit saja memperhatikan aku”
Kasih itu sabar…

“Lagi-lagi kau menumpahkan makanan…di mana matamu”
Kasih itu sabar…

“Sulit sekali mengajarimu, apa kau tidak punya otak”
Kasih itu sabar…

“Mama…bukankah aku sudah bilang agar mama tidak mencampuri urusanku”
Kasih itu sabar…

“Dia sangat keras kepala, aku sudah memberitahunya berkali-kali”
Kasih itu sabar…

Banyak alasan untuk menjadi tidak sabar dengan orang-orang dekat kita bukan? Bahkan lucunya, kita justru menjadi lebih tidak sabar dengan orang-orang dekat kita…

Seorang guru mungkin sabar mengajari muridnya…tapi anaknya?
Seorang suami mungkin sabar menghadapi tuntutan rekan kerja…tapi tuntutan istri?
Seorang anak mungkin sabar menghadapi omelan boss…tapi omelan orangtua?
Orangtua mungkin sabar kalau anak tetangga memecahkan vas…tapi kalau anak sendiri?
Seorang istri mungkin sabar jika orang lain atau boss sibuk ketika dihubungi, tapi suami sendiri…?

Haha…makin kita dekat dengan seseorang, tuntutan kita terhadap orang itu makin besar bukan…
Dan kita lupa bahwa orang dekat kita itu juga manusia…
Akhirnya…begitu orang dekat itu tidak dapat memenuhi tuntutan kita…ngamuklah kita…tidak sabar…

Karena itu kesabaran diletakkan pada urutan pertama kasih…
Kasih itu sabar….dan itu adalah K E P U T U S A N…