Berapa menit waktu antara seseorang melihat ketidakberesan dan reaksi marah yang ditimbulkannya?
Saya perjelas…
Berapa lama waktu untuk seorang ibu marah melihat anaknya menumpahkan makanan atau minuman?
Berapa lama waktu seorang suami marah ketika istrinya menolak melakukan sesuatu? atau ketika anaknya mengganggunya saat bekerja?
Berapa lama waktu seorang istri marah ketika suaminya berbohong?
Berapa lama waktu seorang guru marah ketika muridnya tidak mengerjakan tugas?
Untuk kebanyakan kasus, waktunya sangat singkat…Tidak sampai hitungan detik…seolah-olah otak kita tidak mampu memproses kalimat “apa yang terjadi” atau “bagaimana seharusnya saya bereaksi”
Anda mungkin akan berkata, “marah kan tidak salah…Bahkan Yesus pun pernah marah”
Baik, mari kita lihat ayatnya lagi…”Kasih tidak pemarah”
Pemarah adalah ketika kita marah tanpa bisa dikendalikan
Marah adalah hasil dari keputusan kita karena melihat sesuatu tidak seharusnya dilakukan
Pemarah adalah ketika hal-hal kecil dalam kehidupan kita dapat memicu emosi kita
Marah adalah ketika sesuatu yang prinsip dilanggar
Pemarah adalah ketika kita memusatkan emosi kita pada diri sendiri…
Marah adalah keputusan yang kita ambil untuk memperbaiki orang yang kita kasihi…
Kasih tidak pemarah..
Kalau boleh saya terjemahkan…
Kasih tidak meluapkan emosi sesaat
Kasih tidak membiarkan hal-hal kecil merusak suasana
Kasih tidak memusatkan perhatian hanya pada diri sendiri
Jadi, lain kali ketika Anda marah, periksalah…
1. Apakah Anda memang harus marah?
2. Apakah Anda bisa mengendalikan kemarahan itu?
3. Apakah hal yang membuat marah itu sesuatu yang prinsip?
4. Apakah Anda marah untuk kebaikan orang lain?
Jika tidak, maka Anda bukan marah…Anda adalah pemarah 🙂